tag:blogger.com,1999:blog-17128606.post113377091579979045..comments2023-09-20T21:15:26.693+07:00Comments on M. Hermawan Eriadi: Hermawanhttp://www.blogger.com/profile/04072112808778183660noreply@blogger.comBlogger4125tag:blogger.com,1999:blog-17128606.post-25551438354593843612008-11-16T09:00:00.000+07:002008-11-16T09:00:00.000+07:00assalamualaikum wr.wbmaaf saya disini ingin instru...assalamualaikum wr.wb<BR/>maaf saya disini ingin instrupsi.<BR/>Bangsa Arab tidak mau datang ke Indonesia bukan semata-mata kesombongan mereka. Namun memang ilmu ttg islam di Indonesia masih kurang. kebanyakan dari muslim d Indonesia telah dijejali oleh orang2 kafir yang membuat kecintaan muslim indonesia thdp islam luntur dan melupakan sejarah agamanya serta ingin bertindak seolah-olah mereka tidak ingin ada sangkut pautnya dengan Rasulullah S.A.W..<BR/>Islam berkarakter Indonesia dewasa ini adalah kebanyakan mereka menganut islam sekuler yang memisahkan kehidupan dangan agama. Jadi beribadah itu hanya ada d dalam masjid. Di luar itu kebanyakan mereka melupakan ajaran2 Al-Qur'an.. Maksiat yang jahil terjadi dimana-mana dan itu mayoritas umat islamlah pelakunya. Dikarenekan mereka telah dirasuki oleh pemikiran orang2 kafir.<BR/>Dan banyak sekali problem2 lainnya yang sangat2 jauh dari ajaran islam yang pelakunya adalah orang islam sendiri.<BR/>Itulah keadaan islam d Indonesia sekarang.<BR/>Pemecahan dari permasalahan tsb yaitu dgn cara kembali k Ajaran islam yang awal kali di turunkan Allah S.W.T kepada Rasulullah S.A.W di Mekkah-Arab.<BR/>Jadi saya sanat tidak setuju jika ada komentar yang menyatakan bahwa kita tidak sangkut pautnya dengan kekhalifahan dan kejayaan islam pd masa lalu. Islam menjadi berkembang karena perjuangan para pemimpin2 islam dulu, jadi kita tetap ada sangkut pautnya dengan mereka khususnya dalam meneruskan perjuangan menegakkan agama ALLAH.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-17128606.post-33871775768945923622007-11-20T10:06:00.000+07:002007-11-20T10:06:00.000+07:00saat Indentitas Muslim kita berbicara! wajah baru ...saat Indentitas Muslim kita berbicara! wajah baru dalam ruh baru yang akan menguasai dan menggantika mereka-mereka yang tak lagi aktif dalam mengemban misi dakwah Allah. "tiada kata lagi, Kita (muslim) harus kembali memimpin umat manusia" Tiada angan-angan hanya tujuan yang pasti dan doa yang selalu terpanjat kepada Sang Ilahi.Jaisy01https://www.blogger.com/profile/06531422224157181141noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-17128606.post-19915849812309162542007-11-15T10:59:00.000+07:002007-11-15T10:59:00.000+07:00Apa yang sdr.anonymous katakan sebenarnya adalah p...Apa yang sdr.anonymous katakan sebenarnya adalah problem kontemporer umat islam yang kini sedang terjadi sebagai akibat dari penjajahan yang menjadikan umat islam mempunyai tata pemikiran dan kejiwaan yang salah.<BR/>Jika kita menengok sejarah, maka mayoritas kaum muslimin mengalami penjajahan orang-orang kafir. Yaitu terutama pada abad 18 dan 19 yang lalu. Penjajahan melahirkan amburadulnya kehidupan kaum muslimin. Inilah sebab dan sumber ketiga dari permasalahan ummat saat ini, yaitu amroodhul ikhtilaal (amburadulnya hidup akibat penjajahan).<BR/><BR/>Kita tentu tahu, bukan hanya Indonesia yang dijajah (Belanda) selama 3.5 abad, tapi juga bangsa-bangsa muslim di seluruh dunia. Dari pelajaran sejarah juga kita tahu bahwa motivasi orang-orang Barat melakukan penjajahan itu ada 3, yaitu : gold, glory dan gospel. Bukan semata-mata tujuan material untuk menguras kekayaan alam negeri-negeri muslim saja. Tetapi mereka mengemban juga misi -misi gospel. Ini merupakan rangkaian balas dendam mereka terhadap kaum muslimin karena akhirnya mereka kalah dalam Perang Salib yang berlangsung 200-an tahun di Palestina. <BR/><BR/>Mereka melakukan hal itu secara langsung maupun melalui lembaga-lembaga berkedok pendidikan, sosial, kesehatan dan budaya.Mereka tetap aktif bergerak, terutama melalui lembaga-lembaga kafir itu (almu'assasaatul kaafirah) yang berkedok pendidikan, sosial, kesehatan dan budaya. Hasil-hasil operasi para penjajah dengan demikian bukan hanya fisik-material. Yang lebih berharga bagi mereka adalah : terbentuknya tata berpikir yang salah (at tarkiibul fikriyyu al khoothi’u) dan tata kejiwaan yang salah (at tarkiibun nafsiyyu al khoothi’u) di kalangan kaum muslimin. Yaitu tata berpikir dan tata kejiwaan yang tidak berdasar ajaran Islam, tetapi berdasar nasionalisme sempit dan sekuler. <BR/><BR/>Dalam hal ini kebanyakan para penjajah mendidik pribumi untuk bangga terhadap nenek moyang yang penyembah berhala. Mereka, para penjajah itu telah memotong mata rantai sejarah kaum muslimin. Sehingga seolah-olah kita ini tidak ada hubungannya dengan Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan generasi pertama kaum muslimin. Muhammad bin Abdullah dan para sahabatnya itu orang Arab sedangkan kita adalah bangsa Indonesia yang dibentuk oleh Kerajaan Budha Sriwijaya dan Hindu Majapahit. Begitu para penjajah mengajarkan kepada mbah-mbah kita dulu…..Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-17128606.post-1160862500870758952006-10-15T04:48:00.000+07:002006-10-15T04:48:00.000+07:00Saya terkadang heran dengan pemikiran bahwa umat I...Saya terkadang heran dengan pemikiran bahwa umat Islam sudah terkotak-kotak berbagai negara. Mungkin anda lupa bahwa Islam datang setelah negara (dalam pengertian kerajaan juga), dan bukan sebaliknya. Indonesia, misalnya, merupakan satu kesatuan besar sebelum Islam datang.<BR/><BR/>Pengertian khilafah juga merupakan nostalgia masa lalu yang tidak perlu diungkit lagi. Toh kita tidak pernah merasakan "kejayaan" itu sebagai suatu bangsa. Mungkin anda lupa kalau pengertian khilafah itu tidak ada bedanya dengan pengertian negara, hanya dengan pusat yang berbeda. Seperti khilafah Ottoman yang berpusat di Turki dengan negara-negara kecil atau provinsi-provinsi di belahan lain. Konsepnya dengan negara tidak ada bedanya sama sekali.<BR/><BR/>Mungkin anda juga lupa jika pengertian Khilafah itu tidak akan terlepas dari politik dan kekuasaan. Kira-kira, menurut anda, mungkinkah seorang Indonesia akan diakui menjadi khalifah? TIDAK MUNGKIN. Ketika bangsa Arab merendahkan bangsa Indonesia di saat sekarang, tidaklah mungkin mereka menghargai bangsa kita dengan menjadikannya khalifah. Dan itu tidak ada hubungannya dengan kepandaian, tetapi kesombongan orang Arab semata. Masih ingat ketika Budha dan Hindu berjaya di Indonesia? Murid-murid dari Cina atau India rela datang ke Sriwijaya/Majapahit untuk belajar agama (sekalipun dari sisi kultur). Ketika Indonesia di Islamkan, adakah orang Arab yang mau belajar di pesantren-pesantren kita? Nol. Kesombongan mereka sungguh di luar pengertian manusia normal. Sebagai seorang Muslim, saya sungguh sedih ketika kita kembali ke romantisme masa lalu yang kosong, yang kita tidak pernah ada ikut berbagi secara langsung, dan melupakan kejayaan bangsa sendiri hanya karena perbedaan agama raja-raja masa lalu kita. Islam yang berkarakter Indonesia-lah yang akan mampu membuat kita maju, bukan Islam berkarakter Arab yang banyak pihak ajukan selama ini.Anonymousnoreply@blogger.com